Nathan Watson? Bloopers

Pada drama ini, saya berperan sebagai Nathan Watsons, seorang reporter/jurnalis nakal yang suka mengekspos aib dan seseorang berdasarkan rumor mereka. Hm, peran yang cukup menarik saya rasa. Melawan nilai-nilai personal saya, tetapi saya juga berpikir bahwa cukup menarik untuk belajar bagaimana berperan menjadi antagonis.

Penempatan saya dalam drama ini cukup pendek, hanya muncul sekitar 30 detik-an, bahkan mungkin tidak sampai. Tetapi peran inilah yang menjadi pendukung kekacauan yang terjadi dalam cerita. Jika direfleksikan, pada kehidupan nyata, hal ini juga sering terjadi. Kesalahan dan sifat negatif seseorang akan terserukan jauh lebih luas daripada kebaikan dan hal positif yang sering dilakukannya. Bahkan, orang-orang tertentu menggangap bahwa gossip dan rumor adalah makanan sehari-hari. Saya penasaran terhadap faktor psikologis dibalik fenomena sosial tersebut. Apakah karena FOMO? ataukah karena faktor lain?

Dari sudut pandang Agama, tentu ide ini menyinggung unsur “kebenaran”. Apakah sebenarnya kebenaran itu? Ada seseorang yang mengatakan, ketika sesuatu tidak mudah dibuktikan dan telah dipercayai untuk lama, itulah yang akan menjadi kebenaran. Sebenarnya, konsep itu cukup berbahaya, apalagi jika rumor yang menyebar luas, mampu mendistorsi cara berpikir dan pemahaman fundamental seseorang. Hal tersebut, walaupun berbahaya, masih saja sangat relevan dan sering digunakan di zaman sekarang untuk kepentingan politik. Dampak yang ditimbulkan oleh informasi seperti ini dapat mengamcam berbagai macam pihak. Rumor-rumor yang merusak reputasi seseorang mampu menghancurkan karir mereka dan kondisi psikologis mereka.

Hal kebenaran ini juga dapat ditinjau dari sisi pendidikan kewarganegaraan. Tentunya, hoaks dan berbagai berita bohong tidak hanya mempengaruhi seorang individu, namun dapat merusak jalannya masyarakat dan negara. Akhir-akhir ini, hoaks COVID-19 masih saja ada. Tetapi, akibat dari hoaks tersebut, banyak orang harus berkunjung ke rumah sakit, merusak ekonomi keluarga mereka, dan membahayakan semakin banyak bagian dari masyarakat.

Pada akhirnya, rumor-rumor dan hoaks merupakan hal yang sifatnya membahayakan jika tidak dikendalikan. Inilah peran jurnalis yang dapat mempengaruhi persepsi masyarakat. Media massa berupa koran, acara TV, video, podcast, dst. dapat mengubah persepsi masyarakat dan meluruskan apa yang sebenarnya telah terjadi. Tentunya juga perlu diketahui bahwa tidak semua jurnalis memiliki motif yang sama dalam melakukan aksi jurnalisnya. Berbagai macam faktor dan politik internal dapat menentukan kualitas dan kebanaran berita yang dihasilkan oleh seorang jurnalis. Tetapi, pada akhirnya, kebenaran akan terbit di akhir hari. Berbagai tokoh jurnalis di Indonesia zaman dahulu telah berjuang demi kebaikan masyarakat. Douwes Dekker, Frans Mendur, Alex Mendur, dan berbagai macam jurnalis lainnya telah berperan dalam kemerdekaan Indonesia. Karya mereka merupakan faktor dalam kemerdekaan dan bertahannya kemerdekaan Indonesia.

Cukup menarik, saya rasa. Sekian pesan dan kesan saya berperan sebagai Nathan Watson. Nantikan video lengkapnya!


In this drama, I play as Nathan Watsons, an “evil” journalist exposing someone’s rumors. Hmm, an interesting role, I guess. This role opposes my world views, but I believe that it’s interesting to be able to play the role of an antagonist.

My placement in this drama is pretty short, just around 30 seconds or less. But this character is the driver of the chaos in the story. When reflecting this role upon daily life, I find this as a regular occurrence in common media. As they say, bad news spreads significantly faster than good news. Not all the time, but most of the time. Some even do gossip and rumors as a part of their daily life. I wonder, what’s the reasoning behind such actions? What is the psychology behind all this? Is it FOMO? or perhaps other factors?

Looking from a religious perspective, this idea touches the topic of “truth”. Truly, what is “truth”? It depends, many say. Some say truth arises when something can’t be easily proven and had been believed for long enough. It’s a very dangerous concept, knowing such a problem exists. Rumors and hoaxes can distort one’s core beliefs and ability to fundamentally reason. It’s a dangerous problem, but nowadays, it is used pretty often to trick individuals into certain politics. These hoaxes and rumors, while they sometimes do look harmless, they can become highly detrimental to someone’s career and their sanity.

It is also possible to look at this topic from civic education. Hoaxes and other forms of “false information” can impact not only individuals but entire countries. Lately, hoaxes regarding the COVID-19 pandemic still do exist. Due to such information, many had to be hospitalized, as an effect, destroying one’s economy and endangering the masses.

In the end, rumors and hoaxes are pretty dangerous when not handled properly. This is where journalists come into play. Mass media like newspapers, TV shows, videos, podcasts, etc. can change one’s mind and tell what actually happened. Though, one must know that not all journalists share the same motive while doing their deeds. Many factors come into play including internal politics, that may bias the report in a certain way. Regardless, in the end, the truth will rise no matter what. Many journalists from Indonesia’s history, such as Douwes Dekker, Frans Mendur, Alex Mendur, and many others played a role in Indonesia’s independence and its persistence.

Very intriguing role, I guess. That’s all from me for my messages and impressions of playing as Nathan Watson. Stay tuned for the full video!

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.